Sabtu, 19 Desember 2015

ICW Kecewa Dengan Pimpinan Baru KPK Pilihan DPR, Ada yang Dapat Rapor Merah

(Dari kiri ke kanan) Calon Pimpinan KPK Saut Situmorang, Sujanarko, Robby Arya Brata, Basaria Panjaitan, Agus Rahardjo, Surya Tjandra, Johan Budi SP, Laode Muhamad dan Alexander Marwata berfoto bersama sebelum mengikuti uji makalah di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (4/12/2015). Uji makalah tersebut diikuti sembilan dari sepuluh calon pimpinan KPK, sementara satu calon lainnya Busyro Muqodas tidak hadir. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Daftarsabungayam - ICW kecewa dengan 5 pimpinan KPK baru yang di pimpin DPR. Terkecuali dikira 'lembek', dari 5 pimpinan baru KPK itu ada yang memperoleh rapor merah dari jejak penelurusan Indonesia Corruption Watch (ICW).

Waktu panitia seleksi KPK pilih 8 nama capim KPK, ICW pernah melayangkan surat. Yaitu perihal 3 nama yang dikira mempunyai track record yang jelek.

 " Kita kirim surat ke pansel, dari 8 nama kita keberatan 3 nama. Sayangnya tak dihiraukan, termasuk juga dari Presiden Jokowi, " ungkap aktivis antikorupsi Emerson Yuntho di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakpus, Sabtu (19/12/2015).

Emerson makin kecewa lantaran dari 3 nama yang memperoleh rapor merah versus mereka, nyatanya malah diambil DPR. Walau sebenarnya ICW mengharapkan DPR dapat pilih beberapa orang dari dalam KPK sendiri seperti Busyro, Johan Budi, serta Sudjanarko.

 " Masuk yang ada sinyal merah, namun tak dapat saya katakan siapa. Busyro, Johan Budi, Sudjanarko menurut kami layak diambil. Mereka dapat melanjutkan tongkat estafet KPK, " katanya.

 " Posisi ini yang menurut kita tak terlampau menggembirakan, " sambung Emerson.

ICW disebutnya bakal membuat KPK tandingan. Pasalnya 5 pimpinan KPK baru ini tak mempunyai visi misi yang galak pada beberapa koruptor. Tak seperti pimpinan-pimpinan KPK pada awal mulanya.

 " Mereka lebih mendorong KPK jadi pencegah, sepakat revisi UU KPK. Kami cemas yang diambil bukanlah orang luar umum namun biasa-bisa saja serta dikira bersahabat dengan DPR. Kita bakal buat KPK tandingan, jadi koalisi pengawas KPK, " tutur Emerson.

 " Seperti jilid I, II, serta III, kita bakal jadi mitra kritisnya KPK. Bila KPK layak diberi animo kita bakal katakan itu, namun bila mereka offside atau tidak mematuhi, kita bakal ingatkan juga bahwa Anda tidak mematuhi serta Anda mesti kembali pada jalan yang benar, " lanjut dia.

Disamping itu Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latiha menyayangkan kenapa ICW tak kirim daftar 3 nama yang mempunyai 'cacat' pada DPR. Politisi PDIP itu juga menyebutkan fraksinya telah pilih capim KPK yang sesuai sama harapan beberapa aktivis antikorupsi, tetapi kalah voting.

 " Emerson tidak kirim ke kita sih (nama yang ada rapor merahnya). Emerson tadi katakan yang diambil yg tidak bakal mengonsumsi DPR, kami (PDIP) tentukan yang Emerson berharap, namun itu kuasa anggota. Namun janganlah disamaratakan, lantaran seluruhnya mempunyai pikirin sendiri seperti apa yang seperti diambil, " tukas Ria di kesempatan yang sama.

Berikut nama dan profil singkat para pimpinan KPK terpilih di DPR:

1. Agus Rahardjo (59 tahun)

Pendidikan terakhir:
S2 Manajemen dari Arthur D. Little Management Education Institute, AS

Pekerjaan terakhir:
Kepala Lembaga Kebijakan Barang dan Jasa Pemerintah

Catatan:
- Dipertanyakan panitia seleksi soal kepemilikan tanah di banyak tempat.
- Tidak memperbarui Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara sejak 2012.

2. Alexander Marwata (48 tahun)

Pendidikan terakhir:
D-IV dari STAN Jakarta
S1 Hukum UI

Pekerjaan terakhir:
Hakim adhoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Catatan:
- Pernah menjadi auditor ahli BPKP (1989-2011)
- 10 kali dissenting opinion dalam perkara korupsi termasuk menyatakan mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tidak terbukti korupsi.

3. Inspektur Jenderal (Pol.) Basaria Panjaitan (58 tahun)

Pendidikan terakhir:
Magister Hukum Ekonomi UI

Pekerjaan terakhir:
Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Politik

Catatan:
- Polwan pertama berpangkat inspektur jenderal
- Pernah menjadi penyidik utama di Bareskrim Polri (2008)

4. Laode Muhammad Syarif (50 tahun)

Pendidikan terakhir
Doktor hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas of Sydney

Pekerjaan terakhir:
- Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar
- Senior Adviser Partnership for Governance Reform in Indonesia.

Catatan:
- Kerap memerikan pelatihan pada proyek antikorupsi Indonesia yang didanai USAID.

5. Thony Saut Situmorang (56 tahun)

Pendidikan terakhir:
Doktor Manajemen SDM dari Universitas Persada Indonesia

Pekerjaan terakhir:
- Staf Ahli Kepala BIN
- Dosen Kajian Strategik Intelijen Pascasarjana UI

Catatan:
- Menjabat sebagai Direktur PT Indonesia Cipta Investama.