Minggu, 29 November 2015

Jokowi Layaknya Berjalan di Antara Perampok & Berenang Bersama Hiu


Daftarsabungayam - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari menyayangkan masih tetap ada menteri kabinet kerja yg tidak memakai platfom Nawacita serta Trisakti juga sebagai basic menggerakkan tugasnya. Nawacita serta Trisakti adalah rencana yang digagas partai-partai pendukung pemerintah. Rencana ini di buat juga sebagai basic, monitoring serta pelajari kemampuan menteri.

 " Pertaruhan di 2019 sangatlah bergantung berhasil tidaknya Presiden Jokowi. Kontrak politik kami ataupun titipan PDIP yaitu Trisakti Nawacita. Trisakti serta Nawacita harusnya jadikan juga sebagai indikator tujuan yang dibebankan pada tiap-tiap menteri. Serta ini dapat jadi alat monitoring serta pelajari, " kata Eva di Restoran Dua Nyonta, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/11).

Eva menjelaskan, masih tetap ada menteri keluarkan kebijakan untuk kebutuhan pribadi serta kelompok, tetapi berlindung di belakang Nawacita serta Trisakti. Keadaan ini menaikkan beban pemerintahan Jokowi-JK yang cukup berat. Seumpama mesti memberhangus beberapa mafia yang sampai kini menggerogoti bangsa ini.

 " Pak Jokowi seperti jalan di antara perampok serta berenang berbarengan hiu. Serta sampai kini mafia ini didiamkan, namun cobalah dibenahi pelan-pelan, " tuturnya.

 " Beban untuk PDIP yaitu dengan cara ideologis serta kita mau meyakinkan kiat Trisakti dipakai. Kita mengerti banyak menteri yang memakai Nawacita juga sebagai alasan serta ngeri bila mencermati utang atas nama Trisakti serta Nawacita, " ucapnya.

Dia tak menolak, sekarang ini partainya konsen melindungi Presiden Jokowi dari beberapa menteri yang tidak searah dengan rencana Nawacita. Keadaan ini mendasari partai pendukung pemerintah keluarkan wacana reshuffle jilid II.

 " Jadi pengawasan kita perketat, kami mau meyakinkan pemerintahan ini sukses. Untuk PDIP, yang utama setia, bukan hanya setia pada bos serta kelompoknya, kontrak juga sebagai pembantu presiden juga. Serta tak memprioritaskan internet dari kebutuhan grup serta golongannya, " lanjut Eva.