Minggu, 13 Maret 2016

Ahok " Ini Cerita Saya Dan Goncangan Politik Melanda Saya "

Daftarsabungayam - Banyak langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan kata lain Ahok menyebabkan decak mengagumi akan. Dialah tipikal gubernur ibukota yang pas, bila mengacu kesuksesan Gubernur Ali Sadikin di saat lantas : tegas, keras, tanpa ada kompromi. Kian lebih Ali Sadikin, Ahok juga kerap buat geleng-geleng kepala : to the point, pedas, pongah.

Ahok sudah menghabisi beragam jenis mafia di Jakarta : birokrasi, biaya, tanah, pasar, hiburan, hingga sampah serta prostitusi. Kejujuran, keterbukaan, serta tidak ada utang budi yaitu modal Ahok hingga mampu keras dalam berbicara serta tegas dalam melakukan tindakan. Kemampuannya mengerti seluk beluk pemerintahan, membuatnya tak sangsi mengambil tiap-tiap kebijakan.

Pengalaman Ahok sebagai Bupati Belitung Timur, anggota Komisi 2 DPR dari Fraksi Partai Golkar, serta anggota DPP Partai Gerindra, ikut membantunya memahami seluk beluk dunia politik. Ahok dengan cepat dapat mengedentifikasi beragam jenis watak politisi : baik, 1/2 baik, pura-pura baik, agak jelek, jelek, jelek sekali.

Semuanya tersebut yang melatari kenapa Ahok berani mengambil jalan penuh resiko, maju sebagai pasangan calon perorangan berbarengan Heru Budi Hartono dalam Pilkada DKI Jakarta, Februari 2017. Ini ketentuan yang mengagetkan, lantaran sampai kini Ahok tidak cuma bisa sokongan PDIP serta Partai Nasdem, namun juga dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.

Tidak cuma bikin banyak politisi terheran-heran, putusan Ahok untuk meniti jalur berdiri sendiri (atau perorangan dalam bhs undang-undang) atas support komune Rekan Ahok, juga bikin beberapa politisi PDIP blingsatan. Mereka tak dapat menutupi kemarahannya lantaran terasa dikhianati serta dilecehakan Ahok.

Dimajukannya kader PDIP Djarot Saiful Hidayat sebagai wakil gubernur untuk mengikuti Ahok sesudah dia dilantik untuk menukar Joko Widodo yaitu pilihan Ahok sendiri, walau dengan cara internal DPD PDIP Jakarta sebenarnya menginginkan kader lain. Jalinan serta hubungan kerja Ahok-Djarot sepanjang ini dapat cukup baik, sama-sama lengkapi, hingga kemampuan pemerintahan DKI bertambah cepat.

Dalam beragam peluang, beberapa politisi PDIP juga tunjukkan tanda kuat, kalau partainya bakal mengusung kembali pasangan Ahok-Djarot dalam pilkada yang akan datang. Megawati juga tak sembunyikan jalinan dekat serta kepercayaannya pada Ahok.

Oleh karenanya, untuk politisi PDIP, juga politisi partai yang lain, bahkan juga untuk beberapa pengamat, semua mejadi tak masuk akal saat Ahok katakan, tak ada kepastian dianya bakal diserahkan kembali oleh PDIP berbarengan Djarot.

Untuk politisi PDIP putusan Ahok untuk meninggalkan PDIP serta Djarot, tidak cuma pengkhianatan serta pelecehan, namun juga penentangan. Olah karenanya, PDIP pastinya akan lakukan beragam daya usaha untuk hadapi Ahok dalam pilkada kelak.

Pada titik berikut bakal berlangsung dua front : pasangan calon perorangan Ahok-Heru melawan pasangan calon yang diusung koalisi partai politik. Bila pada Pilkada DKI Jakarta 2012 Jokowi-Ahok yang di dukung PDIP serta Partai Gerindra hadapi Fauzi Bowo serta Nachrowi yang di dukung partai-partai politik lain, pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok-Heru bakal hadapi pasangan calon yang di dukung semuanya partai politik.

Koalisi semuanya partai itu bukanlah sebatas mempunyai tujuan menaklukkan Ahok-Heru di DKI Jakarta, namun juga akan berikan pelajaran pada siapa juga, kalau partai politik tak dapat diabaikan apalagai dilecehakan dalam perebutan kekuasaan. Bolehkan pasangan calon gubernur serta wakil gubernur dari jalur perorangan menang di Aceh, namun hal semacam itu tak bisa berlangsung di daerah lain, terlebih DKI Jakarta. Sebab bila Ahok-Heru menang, hal semacam itu bukan sekedar bikin coreng moreng partai politik, namun juga menihilkan partai politik dalam perpolitikan daerah.

Pertarungan front partai melawan Ahok-Heru tak mesti menanti datanya saat kampanye serta pengambilan suara, namun telah dapat diawali ketika Rekan Ahok menggalang support pencalonan. Seperti di ketahui, walau Rekan Ahok telah menghimpun sejuta support untuk Ahok, tetapi support itu belum dapat dipakai untuk mencalonkan pasangan Ahok-Heru, lantaran tak ada nama Heru di dalamnya. Rekan Ahok mesti mengawali menggalang support kembali sesuai sama prosedur yang diputuskan oleh Ketentuan KPU.

Nah, permasalahan serius dapat berlangsung disini : bila pergantian UU No 1/2015 juncto UU No 8/2015 juga menyangkut tata langkah pengumpulan support calon perorangan. Bila benar hingga ke lokasi itu, jadi bukanlah mustahil tehnis pencarian support beralih yang konsekeunsinya juga merubah Peratauran KPU. Sekali lagi ini bakal beresiko pada usaha keras Rekan Ahok untuk menggalang support.

Jadi, peratarungan partai politik melawah Ahok-Heru dari perorangan, dapat diawali dari kajian pergantian UU No 1/2015 juncto UU No 8/2015. Di sinilah Rekan Ahok mesti bergerak aktif supaya DPR serta pemerintah tak bikin bebrapa ketetapan baru yang aneh hanya untuk menyusahkan majunya pasangan calon perorangan.

Inilah berita yang bisa didapatkan Daftarsabungayam untuk para pembaca setia kami.
Salam admin Daftarsabungayam

Untuk pendaftaran silahkan isi data -data yang kami minta dibawah ini, apabila ada kesulitan anda bisa bertanya langsung di Live Chat, Terima kasih sudah mau bergabung dengan kami. bergabung dengan kami.