Rabu, 25 November 2015

Fahri Hamzah Sebut Setya Novanto Harusnya Boleh 'Bermain' Lebih Kotor dari Minta Saham


Daftarsabungayam - Support pada Ketua DPR Setya Novanto masih tetap mengalir dari koleganya sesama pimpinan instansi legislatif. Di waktu Setya Novanto dikritik serta dicibir lantaran dinilai bertindak tak terpuji yaitu meminta saham dengan mengatasnamakan Presiden Jokowi serta Wapres Juiceuf Kalla, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah masih tetap setia membelanya.

Fahri menyampaikan, Setya Novanto diijinkan lakukan hal yang lebih kotor dari sebatas meminta saham pada PT Freeport Indonesia. Selama itu tak membawa jabatan juga sebagai pimpinan DPR. " Lebih kotor dari itu juga bisa karenanya pribadi, " kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).

Fahri selalu membela Setya Novanto dengan menyerang balik Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin lantaran merekam perbincangan dengan Setya Novanto. Dengan cara hukum, merekam perbincangan dengan cara ilegal dapat dipidana.

 " Bila dalam undang ITE yaitu terang, bila merekam perbincangan dengan cara ilegal itu tidak mematuhi hukum. Hukumannya 10 th., dendanya Rp 800 juta, " ujarnya.

Politikus PKS ini dapat terasa heran dengan tuduhan Setya Novanto meminta jatah saham 20 %. Menurut Fahri, tidak mungkin Setnov meminta saham sebesar itu serta meminta jatah 49 % saham proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Urumuka, Papua pada PT Freeport Indonesia (PTFI).

 " Satu % dari saham Freeport itu nilainya dapat meraih miliaran dolar, bukanlah duit yang kecil Pak. Republik Indonesia 40 setahun baru bisa 9 %, kok mendadak datang duduk bercakap di cafe dapat bikin saham kita nambah 20 %? Darimana gitu? " katanya.

Dia juga tak yakin koleganya di KMP itu meminta saham Freeport. Terlebih Setnov tak tunjukkan sinyal tanda ngotot meminta saham. " Pembicaraan itu berlangsung 5 bln. waktu lalu serta dalam 5 bln. itu tak ada pertemuan serta pembicaraan apa pun. Bila Anda benar-benar ingin mencari saham atau ingin mencari untung, mengapa tak agresif setiap hari telephone. Setiap hari ketemu, minta setiap hari, tak ada, " tuturnya.

Fahri juga heran bila ada yang menyebutkan Setnov memakai kekuasaan untuk menolong Freeport memperoleh perpanjangan kontrak. Menurut dia, hal semacam itu mustahil mengingat saat jabatan Setnov tak sangat mungkin berikan jaminan pada Freeport.

 " Anda ketahui tak jarak pada pembicaraan Pak Novanto itu dengan perpanjangan Freeport itu enam th.. Saat jabatan Pak Novanto tinggal empat th.. Mungkinkah menjaminkan suatu hal yang baru berlangsung dua th. sesudah dianya tak akan menjabat? " tuturnya heran.