Kamis, 26 November 2015
Makin Parah!! Ada Bagian MKD yang Terang-terangan Membela Setya Novanto
Daftarsabungayam - Sikap Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari Fraksi Partai Golkar, Hadi Soesilo, berkenaan masalah Ketua DPR Setya Novanto dikritik.
Hadi pada awal mulanya mengaku, ada instruksi dari fraksinya untuk menolong Novanto. Hadi mengakui bakal membela Novanto sesuai sama instruksi fraksi itu, namun sesuai sama tata beracara yang ada.
" Ada sisi MKD yang terang-terangan bela Setya Novanto. Itu menggelikan umum. Ini tidak dapat dilewatkan, " tutur Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus, Rabu (25/11/2015).
Petrus menyampaikan, kebanyakan orang yang ada di MKD mesti terus profesional serta dapat melindungi netralitasnya.
Tetapi, rupanya masih tetap ada yang pilih setia pada partai politik serta kelompoknya lantas dengan cara terbuka menyebutkan mensupport.
" Sikap sekian jelas-jelas tidak mematuhi prinsip independensi serta netralitas MKD yang sudah ditanggung ketetapan Pasal 11 Ketentuan Kode Etik DPR Nomer 1 Th. 2015, " tutur Petrus.
Karenanya, TPDI menekan ada perombakan keanggotaan MKD. Langkah itu butuh untuk melindungi harkat, martabat, serta kehormatan wakil rakyat.
" Rombak keanggotaan yang mengecek Setya Novanto, selekasnya rumuskan mekanisme baru supaya komposisi MKD diambil beberapa orang yang dapat menanggung netralitas serta independensi MKD menggerakkan pekerjaan, " kata Petrus.
MKD pada awal mulanya mengambil keputusan untuk meneruskan laporan Menteri ESDM Sudirman Said berkenaan sangkaan pelanggaran kode etik yang dikerjakan Ketua DPR.
Ketentuan itu di ambil sesudah MKD mendengar pendapat pakar bhs berkenaan legal standing Sudirman dalam bikin laporan.
Terkecuali permasalahan legal standing laporan, beberapa internal MKD juga mempermasalahkan bukti rekaman yang diserahkan Sudirman.
Dalam laporannya, Sudirman menyebutkan ada keinginan saham pada PT Freeport Indonesia (FI) yang bakal diberikan pada Presiden Joko Widodo serta Wakil Presiden Juiceuf Kalla.
Keinginan itu di sampaikan dalam pertemuan pada 8 Juni 2015 yang terakhir di ketahui dikerjakan pada Presiden Direktur PT FI Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Novanto, serta entrepreneur minyak Muhammad Riza Chalid.